Minggu, 28 Februari 2010

tugas andragogi

Komunikasi Tertulis dalam Pendidikan Orang Dewasa

Maksudnya adalah untuk menarik perhatian terhadap beberapa jenis komunikasi tertulis yang paling sering digunakan oleh pendidik orang dewasa seperti : laporan berkala, dan surat edaran, berita, poster, buletin, leaflet, dan pamlet.

Laporan berkala adalah laporan yang dikirim secara pribadi kepada oarang banyak. Inilah cara penulis untuk berkomunikasi dengan orang banyak. Laporan itu harus tepat, lengkap, akurat, mudah, dan dapat dibaca. Surat edaran memfokuskan suatu peristiwa, kejadian, keadaan lingkungan. Surat edaran digunakan untuk memperkuat dan memberi dorongan terhadap pelaksanaan pertemuan, demonstrasi,, hari lapangan, atau kegiatan pendidikan orang dewasa lainnya. Manfaat dan kelemahannya sebanding dengan laporan berkala.
Bagi sebagian besar organisasi, berita menunjuk pada artikel yang di cetak dalam surat kabar lokal. Pimpinan oranisasi berusaha menemui editor surat kabar. Orang yang hendak memasukkan berita, hendaknya meluangkan waktu untuk berbicara dengan editor, agar mengetahui berita apa yang ia sukai. Editor di undang dalam pertemuan khusus dalam rangka pengumpulan berita. Sebagai alat penghubung masyarakat, berita mempunyai nilai yang tinggi, terutama jika nama, foto peristiwa di cantumkan. Biasanya berita bisa menjangkau semau kalangan masyarakat.
Buletin, leaflet, folder, atau pamflet adalah informasi tetulis mengenai subjek khusus yang panjangnya bervariasi. Umumnya dikelompokkan sebagai jenis komunikasi media massa sebab di persiapkan dalam jumlah yang banyak untuk disebarluaskan. Kesederhanaan sebaiknya menjadi kata kunci di dalamnya dan pesan yang terkandung juga harus jelas, singkat, lengkap dan jelas serta tidak dibuat-buat.

Untuk menulis cepat ada beberapa tips berikut :
 Mengetahui pembaca
 Mempunyai tujuan dan kejar tujuan itu
 Mempunyai rencana dan ikut rencana itu

Untuk menulis agar mudah di baca ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
 Seperti bercakap-cakap
 Gunakan kata-kata pendek
 Gunakan kata-kata personal
 Gunakan kalimat pendek dan bervariasi
 Gunakan paragraf pendek
 Susun kalimat secara logis
 Cek tata bahasa

by : Ade ari 08-081

tugas andragogi

Alat Bantu Pendidikan Orang Dewasa

Alat bantu audiovisual adalah bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Beberapa alat bantu audiovisual yang dapat digunakakn antara lain (morgan, et al.,1976) :
1. papan tulis dan papan buletin
2. chart, grafik, diagram, dan peta
3. drama, wayang kulit
4. pameran
5. papan planel dan papan tempel
6. gambar, foto, dan bahan cetakan
7. tv, radio, tape
8. tape recorder
9. poster, kartu, dan kliping
10. film,slide, film stip

Posisi alat bantu dalam pengajaran adalah efektivitas pengajaran orang dewasa, seperti ada beberapa konsep yang tidak dapat disampaikan sejelas atau selengkap jika menggunakan alat bantu audiovisual. Contohnya seperti penjelasa lisan tentang air terjun Niagarakepada seorang yang belum pernah melihat langsung, tidak akan sejelas jika menggunakan gambar atau film.

Kesalahan persepsi alat bantu, yaitu : alat bantu bukan bentuk pendidikan tersendiri, alat bantu bukan hanya gambar saja, alat bantu bukan untuk menarik perhatian tetapi mengurangi usaha belajar, bukan suatu yang baru, bukan satu obat yang mujarab untuk seluruh hambatan pengajaran.

Manfaat Alat Bantu Audiovisual
Ada beberapa manfaat alat abntu audiovisual dalam pengajaran, antara lain : membantu memberikan konsep pertama tau kesan yang benar, mendorong minat, meningkatkan pengertian yang lebih baik, melengkapi sumber belajar yang lain, menambah variasi metode mengajar, menghemat waktu, meningkatkan keingintahuan intelektual, cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu, membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama, dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar pengalaman biasa.

Prinsip penggunaan alat bantu audiovisual tergantung pada cara menggunakannya. Pertama menentukan alat bantu yang digunakan membantu dalam situasi tertentu, sementara jenis yang lain digunakan pada waktu yang lain. Kedua menggunakan alat bantu dengan sebaik mungkin sesuai yang di harapkan.


by : ade ari isnainy

tugas andragogi


Perencanaan Pendidikan orang Dewasa

            Rancangan pendidikan perlu disusun jika ingin kegiatan pendidikan berhasil. Di Indonesia, persepsi tentang  pendidikan orang dewasa lebih mengarah pada pendidikan luar sekolah atau pendidikan masyarakat. Perencanaan pendidikan tidak lengkap jika tidak disertai  dengan rancangan pembelajaran. Hal ini diperlukan  agar proses pendidikan dan pembelajaran  orang dewasa dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa.
Adapun komponennya, yaitu :
  Peserta didik
  Tujuan belajar
 Sumber belajar 
 Kurikulum
  Organisasi pelaksana
  Kondisi masyarakat setempat
  Manfaat langsung
 Struktur organisasi

Perencanaan Partisipatif

            Dimana semua pihak yang terkait dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksana,dan evaluasi. Prinsip perencanaan partisipatif  (Pidarta,1988) adalah hubungan dengan masyarakat, partisipan, teknik kerja kelompok, ramalan dan pembuatan program, pengambilan keputusan. Dan adapun prosedurnya, yaitu :
  • Menentukan kebutuhan atas dasara antisipasi terhadap perubahan lingkungan
  • Melakukan ramalan dan menentukan program, tujuan, misi perencanaan prioritas
  • Menspesifikasi tujuan
  • Menetapkan standar performansi
  • Menentukan alat/metode/alternatif  pemecahahn.
  • Melakukakn implementasi dan menilai
  • Mengadakan review

Peristiwa Pengajaran

            Menurut Gange & Briggs (1974) peristiwa pengajaran adalah dirancang untuk membuat peserta didik bergerak dari “ di mana ia berada “ pada saat awal pengajaran  menuju pencapaian kemampuan  yang telah di tetapkan dalam tujuan  khusus pengajaran. Fungsinya (Gange, 1968) :
  • Memperoleh perhatian peserta didik
  • Memberi tahu tujian khusu pengajaran kepada peserta didik
  • Membantu peserta didik mengingat kembali pengetahuan yang telah dimiliki
  • Menyajikan materi pelajran
  • Memberi bimbingan belajar
  • Memperoleh performansi
  • Memberi umpan balik tentang perbaikan performansi ( jika performansi peserta didik salah )
  • Menilai performansi peserta didik
  • Meningkatkan retensi dan transfer

Rancangan Pengajaran
Adapun prosedurnya  menurut Dick&Carey (1985), yaitu :
  1. identifikasi tujuan umum pengajaran
  2. melakukan analisis pengajaran
  3. identifikasi tingkah laku masukan dan ciri peserta didik
  4. merumuskan tujuan performansi
  5. mengembangkan butir-butir tes  acuan patokan
  6. mengembangkan strategi pengajaran
  7. mengembangkan dan memilih  materi pengajaran
  8.  merancang dan melakukan evaluasi formatif
  9.  merevisi bahan pengajaran
  10. merancang dan melakukan evaluasi sumatif



Metode dan Teknik Pembelajaran Orang Dewasa

            Metode dapat diartikan  cara yang berkaitan dengan pengorganisasian kegiatan belajar bagi pebelajar seperti kegiatan belajar individual, kelompok, atau belajar massal.
Teknik pembelajaran perorangan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik pembelajaran yang berpusat pada pebelajar, dan teknik pembelajaran yang berpusat pada sumber belajar.
Teknik yang berpusat pada pebelajar ada modul, permainan, dan eksperimen.
Teknik pembelajaran kelompok ada tutorial, diskusi kelompok, diskusi enam-enam, latihan, kerja kelompok, curah pendapat, cawan ikan, simulasi, seminar, simposium. Teknik pembelajaran dalam kelompok besar ada kampanye, gerakan pembangunan masyarakat.


by : ade ari 08-081

tugas individu

4 tahap ujian dalam prinsip Nisbet :

1.The increase in workload.
- Pembaharuan perlu dilakukan jauh hari untuk mengganti hal yang sudah tidak terpakai lagi atau sudah usang bukan disaat masalah timbul.
Contoh : guru saya ketika SMP yang biasanya mengajar dengan cara monolog dan selalu menggunakan kapur-papa tulis sebagai media pengajaran, harus memikirkan untuk merubah cara mengajarnya untuk di masa yang akan datang. Karena lambat laun metode pengajaran seperti itu harus diganti karena kurang efektif pada pengajaran.

2. Loss of Cofidence.
- Guru harus mempunyai persiapan diri yang bagus dalam mngembangkan ide-ide mereka dalam proses pembelajaran sehingga tidak canggung.
Contoh : misalnya guru SMA saya yang mengajar pelajaran teknologi dan informasi. Dimana si guru tersebut harus selalu memperbaharui pengetahuan dan skill nya dalam bidang tersebut. Karena pada masa sekarang, dimana teknologi semakin berkembang pesat, kalau lengah dan tidak mengerti, para siswa akan meremehkan kinerja guru.

3. The Period of Confusion.
- belum staff pengajar berhasil memperbaharui hal yang diperlukan, timbul masalah, tapi masalah masih dapat ditanggulangi oleh pengajar.
Contoh: pada waktu kelas 3 SMA, kami menggunakan system pengajaran KBK tapi seiring waktu KTSP mulai dipakai dan system belajar kami lambat laun mulai mengarah ke arah yang baru. Selama masa tesebut, kami bingung akan system tersebut. Tapi para guru masih bisa menanggulangi kebingungan kami.

4. The Blacklash.
- Menyelesaikan masalah yang timbul dengan hal yang baru atau cara yang baru.
Contoh : seorang guru matematika yang menemukan rumus pemecahan masalah baru dalam proses penyelesaian suatu hitungan. Atau tentang penemu teori biologis genetic yang mengemukakan pandangannya dan mematahkan teori abiogenesis tentang perkembangan makhluk hidup.

BY : Ade ari 08-081

tugas paedagogi 2

Dalam pembaruan di dunia pendidikan itu sejalan dengan globalisasi, dimana pendidikan akan mengalami perkembangan di bagian teknik ataupun sistem pembelajaran. Dalam setiap pembaruan mutlak diperlukan adanya rancangan dan persiapan yang jelas jauh sebelum pembaruan itu dilakukan.

Dalam merealisasikan pembaruan tersebut dituntut adanya peningkatan skill atau kemampuan serta inovasi dalam pendidikan agar tidak terjadi kekacauan.

Selama dalam masa transisi tersebut, pihak pendidik pasti mengalami kendala-kendala tertentu dalam proses menuju suatu perubahan maupun pembaruan, tapi hal tersebut hendaknya masih dapat ditanggulangi dan diadaptasi dengan sejalannya peningkatan skill atau kemampuan.

Setelah semua proses telah dilewati, dan pembaruan tersebut telah terlaksana, maka hendaknya dalam memecahkan suatu masalah atau perkara dapat dengan menggunakan pembaruan tersebut.

Kelompok 4:
Hari Muda (08-002)

Tania Arfiani (08-030)

Dean Mayrisa (08-034)

Ade Ari (08-081)

Erika Gresia (08-098)


Dini Arini (08-100)

Minggu, 21 Februari 2010

nanya tugas

ada tugas apa kawand2.........?????

Sabtu, 20 Februari 2010

tugas paedagogi pertama

Membuat Bintang dari Tusuk Sate dengan kepaduan kelompok


Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu dengan menggunakan pancaindera. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu (dalam Riyanto,2002).
Namun sebenarnya dalam menyelesaikan tugas membuat bintang dari tusuk sate ini sanagt-sangat diperlukan kerjasama atau kepaduan kelompok,sebab jika dikerjakan sendiri saja akan lebih sulit untuk menyelesaikannya, hal ini berkaitan dengan teori di bawah ini.

Berdasarkan Landasan Filosofis
Terdapat 3 ciri utama dari pemikiran Filsafat, yaitu :
Radikal artinya berpikir sampai keakar-akarnya. Sebelum kita memulai merakit bintang, pastinya kita harus  merencanakan apa yang akan kita kerjakan dari tahap awal hingga akhir. Yang pada awalnya kita membuat sketsa/gambar bintang diatas kertas putih agar merakit dan membentuk bintang dengan lebih mudah,sampai selesai.
Sistematika artinya berpikir logis dan bergerak selangkah demi selangkah sesuai dengan urutan yang teratur. Kaitannya dalam membuat bintang ini, kita harus menyusun tusuk-tusuk sate satu persatu diatas sketsa dan mengkaitkannya dengan yang lain agar terjalin dan terbentuk sebuah bintang dari tusuk sate.
Universal artinya berpikir secara menyeluruh. Jika dikaitkan maksudnya semua pikiran kita tujukan pada tugas ini dan tidak berpikir terbatas pada bagian tertentu, jadi harus menyeluruh. Contohnya dengan tidak berpatok pada satu cara, jika tidak bisa harus dicoba dengan cara lain.

Berdasarkan Landasan Psikologis
Dalam proses belajar tidak hanya dibutuhkan kemampuan kognitif, tapi juga kemampuan afektif dan psikomotor. Hingga proses belajar akan menjadi lebih baik dan sempurna sesuai dengan yang kita & orang lain harapkan.
Kemampuan kognitif, jika dihubungkan dengan membuat bintang ini pada awalnya kita diberi arahan dari Bu Dina apa yang hendak di buat dari tusuk gigi dan tusuk sate tersebut lalu setelah itu kita melaksanakan  sesuai dengan kemampuan mengingat kita dari pengalaman kita yang dulu jika ada lalu menerapkannya.
Kemampuan afektif, dapat mengembangkan receiving yaitu bagaimana keikutsertaan/kontribusi dari tiap anggota agar tugas dapat terselesaikan. Dari mulai setiap anggota mau menerima masukan temannya, menanggapi apa yang dibuat, menghargai semua ide dan partisipasinya hingga membentuk suatu hasil yang didinginkan kelompok & berpribadi.
Kemampuan psikomotor, maksudnya setiap anggota ikut serta memegang tusuk sate untuk mengkaitkannya dengan yang lain, setelah terkait harus tetap dipegang ujungnya agar tidak terlepas, nah disini diperlukan kegiatan otot dan fisik agar terbentuklah sebuah bintang.

Berdasarkan Landasan  Sosial Budaya
Dari semua perbedaan cara, ide dan pendapat dari setiap anggota kelompok, kita dapat mengambil dan menggabungkan hal yang baiknya sehingga diperlukannya kepaduan kelompok agar tugas dapat terselesaikan bersama. Oleh karena itu dalam kegiatan ini dibutuhkan peran dan partisipasi setiap anggota, sehingga tidak heran lagi bahwa manusia itu merupakan makluk sosial dan berbudaya.

Referensi :
Drs. H. Burhanuddin Salam. “Pengantar Paedagogik”. Jakarta
Prof. Dr. H. Yatim Riyanto, M.Pd. “ Paradigma Baru Pembelajaran”. Jakarta

by : Ade Ari Isnainy 

Kamis, 18 Februari 2010

tugas paedagogi

rakit merakit bintang..




Tugas paedagogi pertama..

Tiap kelompok diberi 5 batang tusuk gigi dan 5 batang tusuk sate.
Instruksi : membuat kerangka bintang yang tidak rusak atau lepas kalau diangkat.
Awalnya disuruh memulai dengan tusuk gigi, kelompok kami nyaris berhasil,, nyaris.. yang artinya gagal. Lalu bu’ Dina menyuruh untuk mengganti tusuk gigi dengan tusuk sate dan FOILA! Berhasil dengan suksesnya..


Lebih mudah membuat bintang dari tusuk sate daripada tusuk gigi, karena ukuran tusuk sate lebih panjang sehingga dapat dengan mudah untuk menyangga dan mengaitkan ujung yang satu dengan yang lainnya dibandingkan dengan tusuk gigi yang berukuran kecil yang sulit untuk dikaitkan ujungnya karena kecil, yang jika semakin dipaksa bukannya berhasil, malah akan membuat tusuk gigi kecil itu patah. KRAK!
Cara kami menyelesaikannya, kami berenam saling bekerja sama dan saling berkomunikasi memberikan ide yang kami coba satu persatu yang dimana tiap anggota mengambil andil dalam membuat bintang dengan memegang ujung-ujung tusuk sate ketika dikaitkan agar tidak terlepas, lalu setelah merasa sudah terkait, kami melepasnya perlahan. Untuk lebih mempermudah, kami membuat pola bintang terelbih dahulu di alas untuk membuat bintangnya. Jadilah binyang nya!!!

Kelompok 4

Harri Muda (08-002)
Tania arfiani (08-030)
Dean Mayrisa (08-034)
Ade Ari (08-081)
Dini Arini (08-100)

Rabu, 17 Februari 2010

tugas andragogi

Resume 1
Beberapa pendekatan dalam pendidikan orang dewasa

1. Pendekatan Pemusatan Masalah
Suatu kurikulum yang berpusat pada masalah, mengarahkan pengalaman belajar pada kehidupan belajar sehari-hari dan akan mempunyai manfaat secara langsung.
Tetapi motivasi belajar akan tetap lemah jika pebelajar tidak di dorong utuk percaya pada kemampuannya sendiri dan dilibatkan secara langsung terhadap masalahnya.

2. Pendekatan Proyektif
Dengan menggunakan radio atau cerita bergambar dalam cerita pendek atau sandiwara dapat berfungsi sebagai alat proyektif bagi pebelajar untuk memahami tindak-tanduk dari perilakunya serta memahami isi cerita tersebut.

3. Pendekatan Appersepsi-Interaksi
Pendekatan ini mengidentifikasi tema-tema masalah kehidupan sehari-hari pebelajar.

4. Pendekatan Perwujudan Diri Sendiri ( Self Actualization Approach )
Memiliki 4 ciri utama,yaitu :
• Proses yang terpusat pada pebelajar
• Belajar sesama teman dalam kelompok
• Membantu timbulnya konsep diri yang positif
• Daya khayal yang berdaya cipta


Keyakinan-Keyakinan Tentang Proses Belajar dan Pebelajar

a. Keyakinan proses belajar orang dewas
Terdiri dari 2 bagian penting,yaitu :
o Tujuan-tujuan instruksional adalah yang hubungannya dengan pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang khusus yang berada tetapi jelas berhubungan dengan tujuan menyeluruh dari pendidikan untuk orang dewasa.
o Prose belajar, belajar adalah latihan pikiran dan pengumpulan kebenaran dasar (disiplin mental). Tujuan pendidikan yang utama adalah mengembangkan kekuatan-kekuatan akal yang tersirat yang terletak dalam pikiran manusia dan diisi dengan pengetahuan.
b. Keyakinan-keyakinan tentang pebelajar orang dewasa
Bagi pembalajar akan menemukan kesuliatan apabila hanya menerima konsep apa adanya. Sehingga beberapa pembelajar dalam usaha memecahkan kesukaran ini mencoba menyederhanakan sifat manusia dengan mempertimbangkan semua pikiran dan semua badan manusia.



Perspektif Teoritis Belajar Orang Dewasa

a. Carl Roger, menurut pendapatnya peserta pebelajar dan pembelajar hendaknya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai diri mereka melalui pengalamn kelompokyang lebih intensif.
b. Paulo Freire, menurutnya pendidikan itu dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan diri pribadi (self affirmation).
c. Robert M. Gagne, menurutnya yang penting bagi pendidikan orang dewasa, terutama yang berkaitandengan kondisi belajar, ada 8 tipe belajar : belajar berisyarat, belajar stimulus respon, rangkaian motorik, rangkaian verbal, diskriminasi berganda, belajar konsep, belajar aturan, dan pemecahan masalah.
d. Jack Mezirow, bahwa belajar dalam kelompok pada umumnya merupakan alat yang paling efektif untuk menimbulkan perubahan dalam sikap dan perilaku individu.
e. Malcom Knowles, menegaskan adanya perbedaan andragogi dengan paedagogi, yaitu : Perbedaan dalam konsep diri, pengalaman, kesiapan untuk belajar, orientasi arah kegiatan belajar.


Pendidikan Orang Dewasa dalam Tinjauan Filsafat

Uraian ringkas mengenai beberapa filsafat pendidikan, yaitu :
 Essensialisme, menurut penganut filsafat ini, elemen-elemen dasar pendidikan diperoleh dari ilmu penegetahuan yang berkenaan dengan sejarah dan masa sekarang, serta bersumber pada idealisme dan realisme.
 Perenialisme, mempunyai pandangan bahwa penerapan ilmu pengetahuan kebudayaan kuno dimasa sekarang sama dengan penerapannya pada penerapan ribuan tahu yang lalu.
 Progressivisme, memerlukan perjalan manusia sebagai ilmu pengetahuan.
 Rekonstruksionisme, mengemukakan bahwa filsafat ini merupakan bagian dari filsafat progresivisme dan mempunyai kesamaan-kesamaan.
 Eksistensialisme, pendidikan merupakan suatu alat untuk mengembangkan pilihan dan otonomi individu secara maksimum.












Resume 2:
Pengertian dan Beberapa Asumsi Dasar Pendidikan Orang Dewas

Kata andragogi itu sendiri untuk pertama kali digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan konsep-konsep dasar teori pendidikan Plato. Adapun andrgogi itu lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa cacad maupun tidak cacad secara berkelanjutan.. beberapa karakteristik andragogi adalah orang dewasa yang telah memiliki lebih banyak pengalaman hidup, yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar, memiliki banyak peranan dan tanggung jawab, kurang kepercayaan pada kemampuan diri untuk belajar kembali, orang dewasa lebih beragam daripada pemuda, makna belajar bagi orang dewasa. Keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa terletak pada keterlibatan ego mereka dalam proses pembelajarannya, beberapa asumsi yang dijadikan landasan yang dimaksud yaitu, konsep diri, pengalaman, kesiapan untuk belajar, orientasi terhadap belajar. Ada beberapa asumsi belajar, yakni orang dewasa dapat belajar, belajar adalah suatu proses dari dalam, kondisi belajar dan prinsip-prinsip belajar.


Tujuan dan Pertimbangan Filosofis Pendidikan Orang Dewasa

Tujuannya :
 Membantu orang dalam penyesuaian psikologis terhadap kondisi sosial dan dunia alamiah mereka.
 Melengkapi orang dewasa dengan keterampilan yang diperlukan guna menemukan dan memecahkan masalah yang mungkin mereka hadapi.
 Membantu untuk merubah kondisi sosial mereka.
 Membantu orang dewasa untuk menjadi bebas, individu-individu otonom.

Pertimbangan filosofis bagi pendidiakn orang dewasa sangat diperlukan karena cara itu merupakan suatu tahap yang membimbing seseorang mengetahui prinsip-prinsip apa yang harus atau yang akan dilakukan.


Prinsip-prinsip Umum untuk Memilih Pengalaman Belajar Pendidikan Orang Dewasa

Prinsip pertama, yang harus dipegang oleh pebelajar orang dewasa adalah pebelajar yang hendak mencapai suatu tujuan belajar haruslah memiliki pengalam-pengalaman belajar yang memberinya kesempatan untuk mempraktikkan bentuk atau jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan tersebut.

Prinsip kedua, menekankan agar pengalaman –pengalaman belajar dibuat dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan kepuasan dalam diri pebelajar setelah
Melaksanakan perilaku yang tersirat dalam tujuan pendidikan yang bersangkutan.

Prinsip ketiga, yang berkaitan dengan pengalaman belajar ialah reaksi yang dikehendaki terjadi dalam pengalaman supaya berada dalam batas pengalaman para pebelajar yang terlibat.
Prinsip keempat, menekankan bahwa ada banyak pengalaman belajar yang spesifik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang sama.

Prinsip kelima, bahwa suatu pengalaman belajar biasanya akan menimbulakan beberapa macam hasil.

by : ade ari 08-081

tugas kelompok paedagogi.....

 

Tiap kelompok diberi 5 batang tusuk gigi dan 5 batang tusuk sate.
Instruksi : membuat kerangka bintang yang tidak rusak atau lepas kalau diangkat.
Awalnya disuruh memulai dengan tusuk gigi, kelompok kami nyaris berhasil,, nyaris.. yang artinya gagal. Lalu bu’ Dina menyuruh untuk mengganti tusuk gigi dengan tusuk sate dan FOILA! Berhasil dengan suksesnya..


Lebih mudah membuat bintang dari tusuk sate daripada tusuk gigi, karena ukuran tusuk sate lebih panjang sehingga dapat dengan mudah untuk menyangga dan mengaitkan ujung yang satu dengan yang lainnya dibandingkan dengan tusuk gigi yang berukuran kecil yang sulit untuk dikaitkan ujungnya karena kecil, yang jika semakin dipaksa bukannya berhasil, malah akan membuat tusuk gigi kecil itu patah. KRAK!
Cara kami menyelesaikannya, kami berenam saling bekerja sama dan saling berkomunikasi memberikan ide yang kami coba satu persatu yang dimana tiap anggota mengambil andil dalam membuat bintang dengan memegang ujung-ujung tusuk sate ketika dikaitkan agar tidak terlepas, lalu setelah merasa sudah terkait, kami melepasnya perlahan. Untuk lebih mempermudah, kami membuat pola bintang terelbih dahulu di alas untuk membuat bintangnya. Jadilah bintang nya!!!

Kelompok 4

Dean Mayrisa (08-034)
Ade Ari (08-081)

Kamis, 04 Februari 2010

pusing

zzzzzzzzzzzzzzzzzz....